JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didemo oleh sejumlah kalangan masyarakat karena memberi nama seekor sapi dengan nama USB.
Wakil
Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham 'Lulung' Lunggana mengaku tidak terima
dengan komentar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
tentang calon anak sapi yang dinamai USB atau Unit Sapi Betawi.
Kata-kata USB memang mengemuka di tengah ketegangan antara Ahok dengan DPRD DKI terkait dana siluman Rp 12,1 triliun di RAPBD 2015. Ujung dari ketegangan itu adalah DPRD kemudian menggulirkan angket Ahok. Namun bukan itu yang memanaskan kalimat USB, tiga huruf ini begitu sensitif setelah Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana berkali-kali salah menyebut singkatan Uninterruptible Power Supply (UPS) dengan sebutan USB atau Universal Serial Bus.
Lulung rupanya hanya salah ucap karena kecapekan sehingga tertukar istilah UPS dan USB. "Kalau orang kecapean itu bisa salah ngomong," kata Lulung dalam diskusi bertajuk 'Deadlock Ahok' yang digelar oleh Sindo Trijaya di Hotel DoubleTree by Hilton, Jl Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).
Selain itu Lulung mengatakan itu adalah bukti dia tidak tahu apa-apa soal pengadaan UPS. Sehingga dana siluman pengadaan UPS bukan berasal dari dia atau DPRD. "Saya 3 kali (salah ucap). Itulah faktanya bahwa saya nggak ngerti apa-apa soal UPS,' ucap Lulung.
Jika memang akibat salah ucap itu Lulung dibully oleh masyarakat, dirinya tak akan mempersoalkan. "Kalau reaksionalnya saya dibully, dipuji itu artinya saya diapresiasi dan sangat terimakasih," katanya.
Entah ada hubungannya atau tidak dengan hal itu, Gubernur Ahok kemudian memunculkan kata USB menjadi nama anak sapi kelak. Kalimat itu diucapkan Ahok saat diberi kesempatan untuk menyuntikkan (inseminasi) sperma ke sapi betina. Dia pun kembali berkelakar akan menamakan anak sapi tersebut USB.
"Namanya USB dong. Unit Sapi Betawi," ujar Ahok usai melihat-lihat kandang pembibitan sapi di PT KAR, Kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/3/2015)
"Saya enggak masalah soal USB yang saya salah sebut itu tapi Ahok kemudian bilang dengan kepanjangan nyinggung Betawi, enggak boleh itu. Saya apresiasi kalau pembibitan sapi tapi tidak dengan namanya," ujar Haji Lulung di Jakarta, Senin (30/3/2015).
Menurut Haji Lulung, kelakar Ahok itu memang memancing dampak politik dengan adanya protes masyarakat ormas Betawi.
"Emang bener berdampak politik, langsung pada demo kan pada enggak setuju kan. Masa betawi dikatain sapi tidak boleh seperti itu dong," tukasnya.
Akibat sebutan Sapi Betawi ini, hari ini ratusan orang melakukan demo ke Balai Kota mendesak Ahok melakukan klarifikasi. Bahkan pentolan ormas Betawi memaksa bertemu Ahok agar mendapat penjelasan dari orang nomor satu di Jakarta itu.
Koordinator
Massa Anti-Rasis (Mars) Daud Poliradja mengatakan ucapan Ahok tak
sesuai etika. Oleh karena itu, pihaknya membawa sekitar 80 massa untuk
berdemo di depan Gedung Balai Kota. "Jangan sekate-kate. Jadi gubernur yang bener. Aksi yang lebih besar karena bersinggungan dengan hukum adat," ujarnya saat berorasi, Senin (30/3/2015).
Pihaknya
pun menilai naiknya Ahok mengisi jabatan DKI-1, harus diimbangi dengan
etika yang baik sebagai pemimpin. Daud menuntut agar Ahok menyampaikan
permintaan maaf secara terbuka atas ucapan yang kurang berkenan.
Termasuk, menindaklanjuti kesalahan tersebut ke ranah hukum.
"Kami
mengingatkan kepada para pihak yang berkepentingan untuk
menindaklanjuti pernyataan kami sehingga keadilan dapat ditegakkan, dan
etika bangsa terselamatkan," katanya. Adapun, beberapa perwakilan
massa berusaha menemui Ahok yang saat ini masih memimpin rapat pimpinan
(rapim).
0 komentar:
Posting Komentar